Minggu, 16 September 2012

PERGAMUS : GEREJA YANG BERDIAM DI TAKHTA IBLIS




By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.


Wah 2:12-17 – (12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: (13) Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. (16) Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (17) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."


K
ita sudah membahas 2 jemaat di Asia yakni Efesus dan Smirna. Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang jemaat Pergamus. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan penyebutan terhadap nama kota Pergamus ini. Sebagian terjemahan Alkitab menyebutnya “Pergamus” seperti Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, KJV, dll.

KJV - And to the angel of the church in Pergamos write; These things saith he which hath the sharp sword with two edges;
sedangkan yang lain menyebutnya “Pergamum”.

CEV - This is what you must write to the angel of the church in Pergamum: I am the one who has the sharp double-edged sword! Listen to what I say.
TEV - "To the angel of the church in Pergamum write: "This is the message from the one who has the sharp two-edged sword.
Perlu diketahui bahwa bahasa Yunani mengenal sistem gender (jenis kelamin) kata di mana kata-kata mempunyai jenis kelamin maskulin (laki-laki), feminim (perempuan) dan neutral (banci). William Barclay memberikan keterangan bahwa “Pergamum” adalah bentuk feminim dari kata itu sedangkan “Pergamos” adalah bentuk netralnya. Dalam dunia kuno, kedua nama tersebut sama-sama dipakai hanya saja nama Pergamum lebih dikenal luas. Itulah sebabnya terjemahan-terjemahan Alkitab yang lebih baru lebih memilih menggunakan nama “Pergamum” daripada “Pergamus” atau “Pergamos”.

Kita akan membahas teks kita dalam beberapa bagian penting :

I.       KOTA DAN JEMAAT PERGAMUS.

Jikalau Efesus terkenal sebagai kota terbesar di Asia pada masa itu, Smirna terkenal sebagai kota yang paling indah, maka Pergamus dikenal karena ia adalah ibukota Propinsi Asia pada masa itu dan karena itu maka para pejabat Romawi banyak tinggal di kota ini. Kota Pergamus terletak sekitar 100 km di sebelah utara Smirna dan dikenal sebagai kota Bargama di Turki modern sekarang ini dan terletak di atas sebuah bukit berbentuk kerucut.


Ada 2 hal yang sangat menonjol dari kota Pergamus ini :

  1. Kota ini memiliki perpustakaan yang besar.

Pergamus memiliki sebuah perpustakaan yang besar pada saat itu, melebihi kota-kota yang lain kecuali Alexandria Mesir. Tetapi bagaimana ceritanya sampai Pergamus memiliki perpustakaan nomor 2 di dunia pada masa itu? Pada masa itu orang masih menulis di atas kertas papyrus yang dibuat dari pohon papyrus




Dari kata “papyrus” inilah diturunkan kata “paper” dalam bahasa Inggris yang artinya kertas. Pohon papyrus banyak tumbuh di sungai Nil Mesir dan karena itu produksi kertas papyrus juga berpusat di Mesir. Itu sebabnya perpustakaan terbesar justru ada di Alexandria Mesir. Mesir juga menjadi satu-satunya pengeksport kertas papyrus ke seluruh dunia pada masa itu.


Terdorong untuk menyaingi perpustakaan di Alexandria Mesir maka pada abad 3 SM, raja Pergamus yang bernama Eumenes membujuk salah satu cendikiawan dan pustakawan Alexandria bernama Aristhopanes untuk pindah bekerja di perpustakaan Pergamus dengan gaji yang sangat tinggi. Sayang sekali hal ini diketahui oleh raja Mesir Ptolomeus yang akhirnya memenjarakan Aristhopanes dan menghentikan eksport papyrus ke Pergamus. Ini secara perlahan-lahan akan mematikan perpustakaan Pergamus karena papyrus adalah satu-satunya bahan tulis yang dikenal pada zaman itu. Tapi raja Pergamus Eumenes tidak putus asa. Untuk mengganti bahan tulis papyrus yang sudah tidak didatangkan lagi dari Mesir, ia meminta para pegawainya untuk membuat bahan tulis yang lain. Mereka pun menemukan ide untuk membuat bahan tulis dari kulit binatang yang disamak dan diperhalus. Setelah melalui beberapa uji coba, mereka yakin itu dapat menjadi bahan tulis yang baik, bahkan lebih tahan lama daripada kertas papyrus. Mereka pun memproduksi bahan tulis dari kulit binatang ini secara besar-besaran di Pergamus dan lalu mengeksportnya ke mana-mana. Ini contoh bahan tulis dari kulit binatang yang disamak itu.



Bahan tulis yang baru ini lalu diberi nama “perkament”sesuai dengan nama asalnya yakni “Pergamum”.

F.F. Bruce : Kata “perkamen” berasal dari nama kota “Pergamum”, di Asia Kecil, karena produksi bahan tulis ini pada suatu saat secara khusus dikaitkan dengan tempat tersebut.

Akhirnya perkament ini lalu menjadi bahan tulis yang lebih populer daripada papyrus dan digunakan secara luas. Bandingkan :

2 Tim 4:13 - Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.


Perkament ini juga lalu mendominasi perpustakaan Pergamus di mana perpustakaan Pergamus ini menyimpan sekitar 200.000 literatur perkament dan ini membuat perpustakaan Pergamus menjadi perpustakaan terbesar nomor 2 di dunia pada masa itu di samping Alexandria – Mesir. Berikut ini adalah puing-puing dari perpustakaan Pergamus.


Dan dari hasil olah para Arkeoloh, diketahui bahwa Perpustakaan Pergamus ini modelnya kira-kira seperti gambar berikut ini :


Ini juga yang membuat Pergamus menjadi kota yang terkenal dengan kebudayaannya yang tinggi melampaui kota-kota lain di Asia Kecil pada masa itu.

Simon KistemakerKota ini bukan hanya memasarkan kulit-kulit ini tetapi juga membuka sebuah perpustakaan yang menyimpan kira-kira 200.000 gulungan kitab. Kota ini telah menjadi pusat studi di mana pengetahuan diakumulasi, diterapkan dan disebarkan.

  1. Kota ini juga (seperti Efesus dan Smirna) menjadi pusat penyembahan berhala yang besar.

Tadi sudah saya katakan bahwa Pergamus adalah ibukota propinsi Asia yang berada di bawah pemerintahan Romawi. Akan tetapi Pergamus ini bukan hanya baru menjadi ibukota pada masa Romawi, jauh sebelum Romawi berkuasa, Pergamus juga menjadi ibukota kerajaan Seleucid, salah satu pecahan kerajaan Yunani setelah masa Alexander Agung. Karena itu Pergamus menganggap bahwa dirinya adalah pemelihara filsafat hidup Yunani.

Sekitar tahun 240 SM mereka berperang melawan bangsa Gauls dan mereka menang dalam perang itu. Mereka beranggapan bahwa kemenangan itu disebabkan oleh dewa-dewa Yunani yang berdiri di belakang mereka. Untuk “mengucap syukur” atas berkat para dewa Yunani yang membuat mereka menang perang itu, mereka lalu mendirikan sebuah kuil yang disebut kuil Atena (yang terletak di puncak gunung yang berbentuk kerucut itu). Tinggi kuil itu adalah 800 kaki (240 meter).




 Di bagian depan kuil itu dibuat sebuah altar pemujaan terhadap dewa Zeus setinggi 40 kaki (12 meter)



Dan sisi-sisi altar ini dipenuhi dengan pahatan-pahatan bernilai seni tinggi yang menggambarkan kemenangan dewa-dewa Yunani atas dewa-dewa bangsa lain. Pahatan-pahatan ini dikenal dengan istilah “The Battle of Giants”.


Di altar Zeus ini setiap hari diadakan korban bakaran bagi Zeus di mana asap mengepul sangat banyak. Dan karena letak altar ini di puncak bukit yang berbentuk kerucut maka kepulan asap korban itu sangat menyolok dan terlihat dari jarak yang amat jauh, bahkan dari Laut Tengah. Ini adalah pemandangan yang dapat dilihat setiap hari di Pergamus sampai pada zaman Yohanes.


Meskipun ada penyembahan terhadap dewa Zeus, tetapi Pergamus secara khusus dikaitkan dengan dewa Asclepius Dewa Asclepius ini disebut sebagai “Dewa Pergamus”. Seorang bernama Galen mengatakan bahwa di Pergamus, kalau orang mau bersumpah, maka mereka bersumpah demi nama Asclepius ini dengan mengatakan : “Aku bersumpah demi nama Asclepius, dewa orang Pergamus”. Jadi terlihat bahwa dewa Asclepius ini secara khusus dikaitkan dengan Pergamus walaupun dewa ini disembah juga di kota lain seperti Smirna. Dewa Asclepius ini dikenal sebagai dewa kesehatan dan pengobatan di mana ia biasa memegang seekor ular.


Simon KistemakerAsclepius adalah dewa penyembuhan yang menarik perhatian banyak orang yang sakit jasmani. Simbolnya adalah ular yang masih dipakai sebagai lambang kesehatan sampai saat ini.

Agnes Maria Layantara – “…Karena latar belakang inilah, ular digunakan apotek sebagai lambang kesembuhan. (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 40).


Karena itu di Pergamus dibangun juga sebuah kuil penyembahan dewa Asclepius ini di mana banyak orang sering pergi ke situ untuk mendapatkan kesembuhan. Berikut ini adalah sisa-sisa kuil Asclepius





Agnes Maria Layantara  Di kuil dewa Asclepius terdapat ular. Banyak orang yang menyembah di kuil itu, terutama orang-orang sakit. Orang sakiut berkumpul pada malam hari untuk minta kesembuhan. Mereka percaya jika malam hari dewa Asclepius datang dengan tanda ular yang mematuk, mereka akan sembuh. (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 40).

Karena banyak orang datang ke Pergamus mencari kesembuhan, sehingga Steve Gregg mengatakan bahwa kota ini seperti ‘Lourdes’ (kota kesembuhan orang Katolik) bagi dunia purba. Mereka menganggap dan menyebut Asclepius dengan sebutan “SOTER” yang artinya juruselamat.

Herman Hoeksema - Karena kuasa, yang sebenarnya hanya merupakan khayalan, dari dewa ini, ia pada umumnya dikenal sebagai “SOTER”, yaitu Juruselamat. ... ular, simbol dari setan, dipanggil / disebut / diterima dan disembah sebagai juruselamat manusia. (Behold He Cometh, hal. 83).

Setelah Romawi menjadi penguasa dunia, Romawi pun menaklukan kota Pergamus ini dan merebutnya dari tangan Yunani dan lalu menjadikannya menjadi ibukota propinsi Asia sehingga di tangan Romawi Pergamus berkembang menjadi pusat politik dan agama. Orang-orang Romawi pun lalu membangun sebuah kuil untuk kaisar Romawi yakni kaisar Agustus pada tahun 129 SM dan lalu memperkenalkan sistem penyembahan kepada kaisar-kaisar Romawi. Memang hampir di semua daerah Asia Kecil pada waktu ada kuil penyembahan untuk kaisar-kaisar Romawi tetapi karena Pergamus adalah ibukota propinsi, maka ia menjadi pusat atau sentral penyembahan kepada kaisar.

Simon Kistemaker – Kuil-kuil yang dipersembahkan untuk Trajan dan Severus dibangun lebih banyak  kemudian hari. Pergamus telah menjadi pusat penyembahan terhadap kaisar dan untuk sementara waktu kota ini menjadi saingan bagi kota Smirna dan Efesus, bagi kota itu diberi hak istimewa untuk menunjuk penjaga-penjaga kuil atau pembersih kuil (neokoros). Kota ini juga menjadi pusat administrasi pemerintah Romawi di Propinsi Asia.

William Barclay – Pergamus adalah pusat administrasi Asia. Ini berarti Pergamus adalah pusat penyembahan kaisar untuk propinsi Asia. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 133). 

Ini adalah bentuk kota Pergamus pada masa itu berdasarkan hasil rekonstruksi arkeologi modern.




Penyembahan kepada dewa-dewa dan kaisar-kaisar Romawi adalah penyembahan berhala dan itu adalah pekerjaan iblis. Praktek tersebut ada di hampir seluruh Asia jadi boleh dikatakan bahwa iblis bekerja di seluruh Asia. Tetapi karena Pergamus adalah pusatnya maka Pergamus dianggap sebagai pusatnya Iblis di mana Iblis bertakhta di sana. Itulah sebabnya ayat 13 berkata :

Wah 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis;… di mana Iblis diam.

TL - Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di tempat Iblis bertakhta…. di tempat Iblis diam.
BIS - Aku tahu di mana kalian tinggal, yakni di tempat Iblis bertakhta….di markas Iblis, …”
Wycliffe Bible Commentary - Bukit yang tinggi di belakang kota penuh dihiasi dengan kuil, dan di antaranya terdapat  kuil yang  besar untuk  Zeus,  yang disebut  Soter Theos,  Allah Juruselamat. Pergamum merupakan kota pertama di propinsi Asia yang mendirikan kuil untuk Agustus. Kota ini terkenal karena sekolah-sekolah kedokterannya; dan Asklepius, dewa kesehatan, yang dilambangkan dalam bentuk ular dipuja di tempat ini. Ramsay mengatakan, "Jauh melebihi semua kota lainnya  di propinsi Asia Kecil, kota ini memberikan  kepada  seorang wisatawan kesan bahwa ini adalah rumah orang yang berkuasa." Jadi, sangat cocok bahwa di tempat ini dikatakan terdapat takhta Iblis. (Vol.3, hal. 1107)

Nah di tempat semacam inilah (tempat iblis bertakhta), jemaat Kristen di Pergamus hadir dan hidup. Tidak jelas asal usul dari jemaat ini tetapi kemungkinan besar jemaat ini didirikan oleh Paulus. Ini terlihat dari catatan Kisah Para Rasul dan 2 Korintus bahwa Paulus sempat mengadakan penginjilan di Troas :

Kis 16:8, 11 – (8) Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. (11) Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis

Kis 20:5-6 – (5) Mereka itu berangkat lebih dahulu dan menantikan kami di Troas. (6) Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi dan empat hari kemudian sampailah kami di Troas dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya.
2 Kor 2:12 - Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.

Troas adalah tetangga dari Pergamus (perhatikan gambar di bawah) jadi ada kemungkinan bahwa gereja di Pergamus merupakan hasil penginjilan rasul Paulus.



Beradanya jemaat Pergamus di tengah kota Pergamus yang adalah pusat penyembahan berhala menunjuk pada gereja Tuhan yang  hidup di tengah-tengah dunia yang bejad atau gelap

I.       PUJIAN TERHADAP JEMAAT PERGAMUS.

Jemaat Pergamus mendapat pujian dari Tuhan. Pujian ini muncul dalam ayat 13 :

Wah 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.

Nah, apa saja pujian yang diberikan kepada mereka?

  1. Mereka dipuji karena mereka tinggal di tempat takhta Iblis.

Wah 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; …di mana Iblis diam.

Tentang “takhta Iblis” sudah saya jelaskan tadi bahwa kota Pergamus disebut demikian karena di kota inilah pusat penyembahan berhala di seluruh Asia. Di sini kita menemukan pujian Kristus kepada jemaat Pergamus karena mereka diam di takhta Iblis itu.

Kata “diam” di sini berarti “tinggal”. Tetapi di dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang sama-sama berarti “tinggal” yakni “KATOKEIN” yang berarti tinggal permanen dan “PAROKEIN” yang berarti tinggal sementara. Nah, di dalam ayat ini, kata “diam” bukan menggunakan “PAROKEIN” tetapi “KATOKEIN” yang berarti tinggal secara tetap / permanent.

Wah 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam (KATOIKEO), yaitu di sana, di tempat takhta Iblis;…

Ini berarti bahwa orang Kristen di Pergamus adalah masyarakat yang tidak hanya tinggal sementara yang setiap saat bisa pindah dari sana tetapi adalah masyarakat yang tinggal menetap untuk seterusnya di sana. Kemungkinan besar mereka adalah orang-orang asli Pergamus sendiri yang lalu menjadi percaya pada Yesus (jadi mereka bukan pendatang). Menariknya, kata yang sama dipakai untuk iblis dalam frase “di mana Iblis diam”.

Wah 2:13 - Aku tahu di mana engkau diam (KATOIKEO), yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; … di mana Iblis diam (KATOIKEO).

Berarti Iblis juga tinggal secara permanent di Pergamus dan itu berarti bahwa orang Kristen dan iblis sama-sama tinggal permanent di sana. Ini adalah salah satu alasan mengapa Tuhan memuji jemaat Pergamus. Mereka tahu bahwa Pergamus adalah takhta Iblis, tempat di mana Iblis tinggal secara permanent, tempat kekafiran berkuasa secara mutlak tetapi mereka tetap memilih tinggal secara permanent di sana dan tidak melarikan diri. Coba saudara pikirkan, jika saudara tinggal di satu rumah dan saudara lalu tahu bahwa rumah itu adalah rumah hantu dan hantu tinggal di situ secara permanent, apakah saudara tetap mau tinggal di situ? Jangankan hantunya tinggal permanent, jika dia tinggal sementara saja (kost) mungkin saudara tidak berani kost di sana. Jadi di sini Tuhan memuji keberanian jemaat Pergamus yang berani tetap tinggal secara permanent di kota Pergamus yang adalah takhta Iblis dan Iblis berdiam di sana. Tentu ini tidak bisa dibayangkan seperti suatu lokasi tempat Iblis membangun takhtanya melainkan kekuasaan Iblis yang sangat besar ada di Pergamus dan mereka tetap tidak takut / melarikan diri dari Pergamus.

Ini seharusnya membawa satu pelajaran penting bagi kita sebagaimana yang dikatakan Barclay :

William BarclayPrinsip kehidupan Kristen bukanlah melarikan diri, melainkan menaklukan. Kita mungkin merasa bahwa akan lebih mudah bila kita menjadi orang Kristen di tempat lain atau di lingkungan lain, namun tugas orang Kristen adalah bersaksi bagi Kristus di mana pun kita berada….semakin sulit menjadi orang Kristen di lingkungan tertentu, semakin besar tanggung jawabnya untuk bertahan di lingkungan tersebut. Jika orang Kristen pada zaman gereja perdana melarikan diri setiap kali berhadapan dengan tugas sulit, maka kemungkinan untuk memenangkan dunia bagi Kristus sudah hilang pada masa itu juga. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 135).

Bandingkan kata-kata Barclay di atas dengan kata-kata Herman Hoeksema :

Herman Hoeksema: Bisa ditanyakan suatu pertanyaan apakah tidak sebaiknya gereja kecil itu pindah tempat keluar dari kota yang jahat di mana Iblis bertakhta dan berdiam. Adalah lebih aman baginya di kota lain di sekitarnya. Tetapi itu bukanlah pesan yang harus diberikan oleh Yohanes kepada gereja itu, juga itu bukan sikap dari Kitab Suci pada umumnya. ... Kitab Suci tidak pernah mengatakan kepada kita bahwa gereja Kristus seperti itu harus beremigrasi dari dunia dan secara hurufiah hidup di suatu tempat yang terpencil. (Behold He Cometh, hal. 85).

Benar sekali! Itulah prinsipnya! Orang Kristen dipanggil untuk bersaksi bagi Kristus di mana saja ia ditempatkan Tuhan. Namun seringkali ada banyak orang Kristen yang tidak betah berada di lingkungan yang tidak Kristiani, yang tidak mengenal Tuhan, apalagi kalau di lingkungan itu mereka mengalami kesukaran-kesukaran sebagai seorang Kristen. Dan mereka lebih memilih untuk keluar dari lingkungan tersebut dan mencari lingkungan yang lebih aman/nyaman dan kalau bisa bergabung bersama-sama orang Kristen lainnya. Barclay menceritakan tentang seorang wartawan sekuler yang begitu menjadi Kristen, langkah pertama yang dilakukannya adalah pindah tempat bekerja ke sebuah majalah Kristen. Pdt. Jusuf Roni pernah bercerita bahwa ia pernah diminta berdoa oleh seorang karyawan agar kalau bisa mendapatkan tempat kerja yang lain karena di tempat kerja dia saat itu hanya dia satu-satunya orang Kristen. Ia ingin bekerja di tempat di mana ada banyak saudara-saudara Kristen di sana. Ini adalah contoh dari orang-orang yang tidak berani hidup di lingkungan yang tidak mengenakkan bagi seorang Kristen. Tetapi tidak demikian dengan jemaat Pergamus. Mereka hidup di pusat takhta Iblis, yakni pusat penyembahan berhala, di mana sangat sukar untuk menjadi orang Kristen di sana, tetapi mereka tetap tinggal di sana secara permanent. Itulah sebabnya Tuhan memuji mereka.

Memang bisa dimengerti bahwa manusia berusaha mencari tempat yang lebih aman dan lebih menyenangkan, tetapi kita perlu ingat keamanan diri kita sebetulnya tidak tergantung tempat / sikon di mana kita berada, tetapi tergantung kepada Tuhan. Tuhan bisa melindungi dan membebaskan Petrus, yang dikelilingi oleh musuh-musuhnya (Kis 5:18-dst), dan Tuhan bisa membunuh Herodes ditengah-tengah para pendukung / pengagumnya (Kis 12:21-23). Ingat juga bahwa kita dipanggil oleh Kristus untuk menjadi “terang dunia” (Mat 5:14), dan kalau semua “terang” berkumpul bersama-sama, lalu siapakah yang akan menerangi kegelapan? Ingat bahwa semakin gelap suatu tempat, semakin dibutuhkan terang. Karena itu marilah kita memiliki keberanian seperti jemaat Pergamus yang tidak gampang lari dari persoalan / kesulitan melainkan tetap hidup di sana dan berjuang untuk menaklukannya.

Saya setuju dengan kata-kata Barclay dan Herman Hoeksema tetapi pada saat yang sama saya juga berpendapat bahwa kata-kata Barclay dan Hoeksema di atas tidak boleh dimutlakkan, seakan-akan dalam keadaan apa pun kita tidak boleh pindah/lari. Bandingkan dengan Kej 46:1-7 di mana Yakub pindah ke Mesir, dengan restu dari Allah, karena adanya bahaya kelaparan. Kis 9:22-26 menceritakan bahwa Paulus lari dari Damsyik ke Yerusalem, karena mau dibunuh. Mat 24:15-21, khususnya ayat 16 dan 20 di mana kata ‘melarikan diri’ muncul 2kali. Di sini / dalam situasi ini Tuhan bahkan memerintahkan untuk lari.

Mat 24:16,20 – (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat

Dari semua ini saya menyimpulkan bahwa kita boleh lari / pindah, kalau betul-betul mau dibunuh/akan mati kalau tidak pindah, bukan sekedar pada waktu mengalami keadaan sukar dan kita diyakinkan dalam pergumulan kita, bahwa Tuhan mengijinkan / menyuruh kita lari.

Menjadi Kristen tidak mudah, apalagi menjadi Kristen yang taat dan sungguh-sungguh. Seringkali kita berhadapan dengan berbagai macam kesukaran, penderitaan, perlawanan, sikap permusuhan, dll di negara kita atau di kota kita atau di lingkungan kita atau di tempat kerja kita atau bahkan dalam rumah kita sendiri sebagaimana kata Yesus :

Mat 10:36 - dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya

Tetapi itu semua tidak boleh membuat kita melarikan diri dan mencari aman. Kita harus tetap berada di sana untuk menunjukkan kualitas kekristenan kita dan menjadi terang di tengah-tengah kegelapan itu.

Simon Kistemaker - Hidup dekat dengan tempat tinggal Iblis, maka pengikut-pengikut Yesus Kristus dapat berharap untuk bertahan baik dalam penganiayaan maupun kematian. Tempat tinggal mereka dan tempat tinggal Iblis itu sama, demikianlah sehingga orang jahat selalu hadir.  Kecenderungan orang percaya untuk melarikan diri dari domisili  Iblis bukan bayangan semata. Tetapi Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa mereka ada dalam dunia tetapi bukan dari dunia (Yoh. 17:14-18). Dia menugaskan umat-Nya untuk membawa berita keselamatan  dimana saja di atas muka bumi ini. Dia sebagai pemenang telah berkata, “tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33).  Dengan kemenangan ini, Tuhan Yesus membagi kemenangan-Nya  kepada para pengikut-Nya yang pergi ke dunia dengan pengetahuan bahwa Firman Allah tidak pernah kembali dengan sia-sia karena Firman Allah tidak pernah terbelenggu (Yes. 55:11; 2 Tim 2:9).

Jikalau saudara berani bertindak seperti itu maka sebagaimana Tuhan memuji jemaat Pergamus, Ia juga akan memuji saudara.

  1. Mereka dipuji karena mereka setia kepada Kristus.

Wah 2:13 – “….engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu,…”

Kata-kata “berpegang kepada nama-Ku” artinya sama dengan “tidak menyangkal imanmu kepada-Ku” yang keduanya boleh disebut dengan satu kata yakni setia. Jadi jemaat Pergamus dipuji Tuhan karena mereka setia kepada Kristus. Mereka bukan hanya tetap tinggal di Pergamus tetapi mereka juga setia kepada Kristus. Apa artinya jikalau mereka tetap tinggal di Pergamus, tidak melarikan diri dari sana tapi pada saat yang sama mereka menyangkal nama Kristus di sana? Itu tidak ada artinya! Tetapi jemaat Pergamus tidak demikian! Mereka tetap tinggal di Pergamus, takhta Iblis itu dan pada saat yang sama tetap mempertahankan kesetiaan mereka kepada Kristus. Kesetiaan ini sangat berarti karena kesetiaan itu ditunjukkan di dalam lingkungan yang sama sekali tidak bersahabat dengan kekristenan bahkan memusuhi Kristen.

Pada masa itu praktek penyembahan kepada kaisar Romawi diwajibkan di seluruh daerah jajahan Romawi, dan sebagai ibukota propinsi Asia, Pergamus adalah pusatnya. Karena itu penekanan terhadap penyembahan kaisar sangat kuat di Pergamus dan penolakan terhadap hal itu harus dibayar dengan nyawa.

William Barclay - Menolak untuk membakar dupa dan menolak mengatakan, "Kaisar adalah Tuhan", bukanlah suatu tindakan agama, tetapi tindakan politik, yaitu dianggap tidak setia pada kekaisaran Romawi. Itu sebabnya pemerintah Romawi menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada orang yang menolak mengata­kan "Kaisar adalah Tuhan". (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 24).

William Barclay  “…Pergamus adalah pusat agama kafir, penyembahan berhala dan dewa-dewi. Di sana ada penyembahan Atena dan Zeus, yang altar raksasanya menjulang menguasai kota. Di sana juga ada penyembahan Asclepios yang membuat orang sakit berdatangan dari tempat yang jauh maupun dekat. Dan di atas semua ini, ada penyembahan Kaisar yang penuh tuntutan, bagai pedang beracun yang melayang-layang siap menebas kepala orang Kristen. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 134).

Pada waktu itu gubernur-gubernur Romawi terbagi menjadi 2 bagian. Ada gubernur yang mempunyai hak untuk menghukum mati seseorang yang disebut hak pedang atau “Ius Gladi”dan ada gubernur yang tidak mempunyai hak ini. Pontius Pilatus adalah gubernur yang memiliki hak “Ius Gladi” ini. Itulah sebabnya ia mempunyai kuasa untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Nah pada saat itu gubernur propinsi Asia yang tinggal di Pergamus sebagai ibukota propinsi adalah gubernur dengan hak “Ius Gladi” ini dan karena itu ia mempunyai kuasa untuk menghukum mati seseorang dengan perkataannya. Persoalannya adalah bagi seorang Kristen, tidak ada Tuhan lain selain Yesus Kristus. Bagi orang Romawi, ketidakmauan untuk mengakui kaisar sebagai Tuhan adalah ketidaksetiaan terhadap Romawi tetapi bagi orang Kristen, pengakuan terhadap orang lain sebagai Tuhan selain Yesus adalah ketidaksetiaan dan bahkan pengkhianatan terhadap Yesus. Orang Romawi mau agar orang Kristen mengakui kaisar sebagai Tuhan sebagai bentuk kesetiaan kepada Romawi tetapi orang Kristen mau setia kepada pemerintah Romawi tapi tidak dengan cara mengakuinya sebagai Tuhan apalagi menyembahnya. Karena itu banyak orang Kristen Pergamus yang menolak menyebut kaisar sebagai Tuhan apalagi memberi korban / persembahan di kuil kaisar. Akibatnya banyak dari antara mereka yang dihukum mati dengan hak pedang / “Ius Gladi” nya gubernur. Mungkin karena latar belakang inilah maka Yesus dalam surat-Nya kepada jemaat Pergamus memperkenalkan diri-Nya sebagai yang memakai pedang tajam bermata dua.

Wah 2:12 - "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:
Salah seorang dari Pergamus yang dihukum mati adalah Antipas.

Wah 2:13 – “… Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu,…”.



Siapa sebenarnya Antipas ini? Tidak ada informasi yang cukup dan akurat. Dari beberapa sumber yang mengacu pada tradisi Kristen, hanya dikatakan bahwa Antipas ini adalah bishop / uskup di jemaat Pergamus. Dalam sebuah pertentangan dengan para imam Asclepius, ia dihukum mati dengan cara dibakar di dalam sebuah sapi kuningan. Hanya itu saja informasinya. Kisah Antipas ini jelas berbeda dengan kisah uskup Smirna (Polycarpus) yang kisahnya lebih dikenal dan lebih akurat. Tetapi tentang fakta tidak terkenalnya Antipas inia ada hal yang menarik :



Pulpit Commentary - Tentang Antipas kita tidak mengetahui apa pun lebih dari yang disebutkan di sini. Tidak ada catatan sejarah, kecuali ini, yang menunjuk kepadanya. Tetapi Kristus tidak pernah lupa. Diingat oleh Dia adalah sesuatu yang sudah cukup masyhur.

Jadi maksudnya adalah biar pun sejarah tidak mencatat dan mengingat si Antipas ini, tapi Tuhan Yesus Kristus mengingat dia. Demikian juga Tuhan pasti mengingat setiap penderitaan dan pengorbanan saudara karena iman saudara kepada Dia sekalipun manusia mungkin melupakannya. Bukan hanya itu saja. Yang menarik adalah bahwa Yesus menyebut Antipas sebagai “Saksi-Ku yang setia”.

Wah 2:13 – “… Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu,…”

Dan ini adalah sebuah penghormatan yang besar dan pujian yang sangat tinggi bagi Antipas karena sebutan itu sesungguhnya adalah sebutan Kristus untuk diri-Nya sendiri.

Wah 1:5 - dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini….”
Jadi Kristus memuji kesetiaan Antipas tetapi pada saat yang sama Ia juga memuji jemaat Pergamus yang pada saat Antipas menjadi martir (dibunuh di hadapan mereka), mereka tidak goyah iman dan kesetiaannya kepada Kristus melainkan tetap berpegang pada nama Kristus dan setia kepada-Nya.

Wah 2:13 – “…engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, …”

Semua ini mengajarkan kepada kita betapa Tuhan begitu senang dan menghargai orang-orang yang setia kepada-Nya, apalagi mereka yang setia kepada-Nya di dalam penderitaan, kesukaran, bahaya dan ancaman. Lebih lagi mereka yang setia sampai mati. Bandingkan dengan fakta bahwa Alkitab berkata Yesus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, tetapi pada saat Stefanus mau mati syahid, justru dikatakan bahwa Yesus berdiri.

Kis 7:55-57 – (55) Tetapi Stefanus,…menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. (56) Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." (57) Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. (58) Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. …”

Mengapa Yesus berdiri?

Wycliffe Bible Commentary – Yesus biasanya dilukiskan sebagai duduk di sebelah kanan Allah (Maz 110:1; Ibr 1:13). Mungkin di sini Dia digambarkan sebagai berdiri dari takhta-Nya untuk menerima sang martir ini. (Vol 3, hal. 427).

Jadi kelihatannya ini semacam penghormatan berupa “Standing Ovation” bagi hamba-Nya yang setia. Demikianlah Tuhan Yesus menghargai, menghormati dan mumuji hamba-hamba-Nya yang setia kepada-Nya di dalam segala kesulitan dan penderitaan dan kematian.

Dalam pengiringan kita kepada Tuhan Yesus Kristus di dunia ini, kita pasti akan diperhadapkan dengan begitu banyak tantangan, penderitaan, kesulitan, permusuhan, perlakuan yang tidak menyenangkan, bahkan aniaya. Jika demikian bagaimana sikap saudara? Maukah saudara setia dan terus berpegang pada nama-Nya?

Ada sebuah kisah tentang Ignatius dari Antiokhia. Ia adalah murid dari Rasul Yohanes. Dikatakan bahwa pada masa pemerintahan kaisar Trajan, Ignatius dengan keras menolak dan menentang praktek penyembahan kepada kaisar-kaisar Romawi. Akibat dari itu, ia ditangkap dan dikirim ke Roma untuk dihukum mati di sana. Dalam suratnya kepada jemaat Roma, ia menulis demikian :


“Aku siap menghadapi binatang buas yang siap melahapku sekarang. Sekarang aku menjadi murid Kristus. Aku tidak memandang segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan yang membuat kagum dunia ini. Cukuplah bagiku jika aku ikut ambil bagian dalam Kristus. Biarlah iblis dan orang-orang jahat menyakitiku dengan segala macam sakit dan penyiksaan, dengan api, dengan salib, dengan bertarung melawan binatang buas, dengan tercerai berainya anggota tubuhku, aku tidak terlalu menghargai semuanya itu, karena aku menikmati Kristus”.


Di depan Senat Roma yang mengadilinya, Ignatius selalu berbicara tentang Yesus. Hampir semua kalimatnya ada nama Yesus disebutkan di dalamnya. Ini membuat para anggota Senat menjadi marah dan bertanya kepadanya “mengapa kamu selalu saja menyebut nama Yesus itu?” Ignatius pun menjawab :

“Yesus yang kukasihi, Juruselamatku, tertulis sangat dalam di hatiku, sehingga aku merasa yakin, jika hatiku dibelah dan dipotong-potong, nama Yesus akan ditemukan tertulis dalam setiap potongan tersebut”



Akhirnya Ignatius pun dihukum mati dengan cara membiarkannya menjadi mangsa binatang buas. Sebelum 2 ekor binatang buas dilepas untuk memangsanya, Ignatius sempat berkata :


“Aku adalah biji mata Tuhan. Aku digertak oleh gigi-gigi binatang buas  supaya aku menjadi roti Kristus yang murni, yang bagiku merupakan roti kehidupan”.

2 ekor binatang buas pun dilepas dan langsung segera memangsa Ignatius. Seluruh tubuhnya dimakan habis binatang buas itu hingga hanya tertinggal beberapa potongan tulangnya saja. Demikianlah kisah Ignatius yang berhadapan dengan binatang buas dan menjadi martir Kristus.

Lalu bagaimana dengan saudara? Bagaimana jika saudara yang diperhadapkan dengan binatang buas? Bagaimana jika binatang buas itu adalah suami / isteri saudara sendiri? Bagaimana kalau binatang buas itu adalah orang tua / kakak adik / anak saudara? Maukah saudara tetap setia mengiring Tuhan dan berpegang pada nama-Nya? Kalau ya, Tuhan menghargai dan menghormati saudara!


- AMIN -


Senin, 13 Agustus 2012

SMIRNA : JEMAAT YANG MENDERITA


By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK

Wah 2:8-11 – (8) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: (9) Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. (10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. (11) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."


D
alam bagian pertama kita sudah belajar dari jemaat Efesus, suatu jemaat yang sangat bagus tetapi mereka dicela karena kehilangan kasih yang semula, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Pada bagian ini kita akan membahas tentang jemaat di Smirna. Saya akan bahas bagian ini dalam beberapa point penting :

I.       KOTA DAN JEMAAT SMIRNA.

Sebagaimana sudah saya sebutkan pada bagian pertama bahwa 7 jemaat yang disebutkan dalam kitab Wahyu ini adalah 7 jemaat yang terletak di wilayah Asia Kecil (Turkey sekarang), maka tentu Smirna juga adalah sebuah tempat di negara Turkey. (Smirna terletak sekitar 50 km di sebelah utara Efesus). Hanya saja namanya sekarang bukan lagi Smirna tetapi Izmir. Dan dengan demikian Smirna adalah satu-satunya kota yang disebutkan dalam 7 jemaat di kitab Wahyu yang masih ada sampai sekarang


Kota Smirna ini dibangun sekitar tahun 1000 SM (sezaman dengan raja Daud) oleh orang-orang Yunani karena kota ini termasuk dalam jajahan bangsa Yunani. Tetapi sekitar tahun 600 SM, kota ini diserang dan dihancurkan oleh orang-orang Lidia sehingga 400 tahun setelah itu kota ini hilang dan hanya menjadi beberapa desa kecil saja.  Tetapi kemudian kota ini dibangun kembali oleh seorang jenderal Yunani bernama Lysimachus pada zaman pasca Alexander Agung.


Sebagaimana kita tahu bahwa Yunani adalah bangsa yang sangat maju dalam banyak bidang termasuk bidang arsitektur (ingat khotbah Israel part 25) maka kota Smirna dibangun dengan sangat memperhatikan keindahan dengan nilai arsitektur yang sangat tinggi.

William Barclay – “…kota ini adalah satu dari sangat sedikit kota di dunia yang dibangun dengan perencanaan matang. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 109).

Akibatnya adalah Smirna menjelma menjadi kota yang paling indah di seluruh Asia pada masa itu melampaui Efesus. Dalam hal besarnya kota, Efesuslah yang terbesar. Tapi dalam soal keindahan, Smirna adalah kota yang paling indah. Untuk mendapatkan gambaran tentang keindahan kota ini, perhatikan informasi-informasi berikut ini :

William Barclay - Dari semua kota di Asia, Smirna yang terindah. Orang menamakannya perhiasan Asia, mahkota Asia dan bunga Asia. Lucian mengatakan bahwa Smirna adalah  "yang   tercantik  dari  semua  kota  di  Ionia". Aristides, yang memuji Smirna setinggi langit, dengan mengatakan "Keanggunan yang menjangkau setiap bagian seperti pelangi...kecerahan yang menembus setiap bagian, dan menjangkau sampai ke sorga, seperti kilau pedang perunggu dalam karya Homerus". Masih ada tambahan untuk kecantikan Smirna, yaitu angin Barat, angin sepoi-sepoi yang lembut terus-menerus berhembus ke jalan-jalannya. Angin itu bertiup ke setiap bagian kota itu, dan menjadikannya segar seperti sekumpulan pohon rimbun. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 107-108).

William Barclay - Tata letak kota juga sama indahnya. Diawali di pe­labuhan; melintang pada kaki-kaki bukit yang sempit; dan kemudian di belakang kota ada Pagos, sebuah bukit yang dipenuhi dengan kuil dan gedung besar bergaya bangsawan yang dijuluki "Mahkota Smirna”. Turis  modern menggambarkan kota itu sebagai "kota permaisuri yang bermahkotakan gedung-gedung tinggi". Aristides menggambarkan Smirna sebagai sebuah patung yang sangat besar dengan kedua kakinya di laut; bagian tengahnya di dataran dan di kaki-kaki bukit; dan kepalanya yang bermahkota gedung-gedung besar ada di belakangnya, di Pagos. Ia menamakannya "bunga keindahan yang sebelum ini tidak pernah diperlihatkan bumi dan matahari kepada umat manusia".  (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 108-109).



William Barclay - Kota itu dibangun dengan jalan-jalan besar, lurus dan lebar. Strabo menceritakan keraphian jalan-jalan itu, kesempurnaan trotoarnya yang dibuat dengan batu-batu besar berbentuk persegi panjang. Yang  terkenal dari semua jalan ialah Jalan Emas yang yang dimulai dari Kuil Zeus dan berakhir di Kuil Cybele. Ja­lan itu saling bersilang di seberang kaki-kaki bukit Pagos; dan jika gedung-gedung yang mengelilingi Pagos adalah Mahkota Smirna, maka Jalan Emas adalah kalung yang melingkari bukit. (PEMAHAMAN ALKITAB SETIAP HARI : Wahyu 1-5, hal. 109).

Dan keindahan Smirna itu masih bertahan sampai hari ini dalam wujud Izmir modern.


Karena Smirna adalah sebuah kota Yunani dan kita tahu bahwa bangsa Yunani adalah bangsa kafir dan politeis, maka di kota Smirna ini juga dibangun banyak kuil dan patung dewa-dewa Yunani di antaranya adalah:

Dewa Zeus (dewa Kepala)


Dewi Cybele (Dewi kesuburan).

Dewa Apollo (Dewa musik dan penyair)


Dewi Nemesis (Dewi Kemarahan)


Dewi Aphrodite (Dewi cinta dan kecantikan)


Dewa Asclepios (Dewa kesehatan dan pengobatan)


Letak Smirna di pinggian laut juga mendatangkan keuntungan tersendiri. Smirna menjelma menjadi kota pelabuhan dan perdagangan yang maju pada masa itu yang turut menjadikannya menjadi kota yang mewah dan kaya


Apollonius – Smirna…adalah kota terindah di bawah matahari dan menjadikan laut milik kepunyannya dan mempunyai angin sepoi-sepoi yang berhembus tiada henti….”

Kota Smirna juga pada masa itu sudah memiliki stadion olahraga untuk semua perlombaan olahraga setiap tahun, ada perpustakaan besar, dan juga gedung pertunjukkan musik dan teater terbesar di Asia yang dikenal dengan nama “Odeion”


Hal lain yang bisa dicatat tentang Smirna adalah bahwa kota ini mempunyai hubungan khusus dengan Romawi. Jauh sebelum Romawi menjadi penguasa dunia, Smirna telah menunjukkan kesetiaannya terhadap Romawi dengan pernah membantu para tentara Romawi dengan makanan dan pakaian pada saat mereka kalah dalam peperangan melawan Mithradates di Timur Jauh. Sampai-sampai Cicero berkata tentang Smirna : “Smirna adalah sekutu kita yang paling setia dan paling lama”.  Sebagai wujud penghormatannya kepada Romawi, pada tahun 195 SM Smirna membangun kuil Dewi Roma.


Pada tahun 26 M, pemerintah Romawi hendak membangun kuil Kaisar Tiberius yang didewakan. Pada saat itu banyak kota di Asia termasuk Efesus yang mengajukan permohonan untuk menjadi tempat dibangunnya kuil Kaisar Tiberius itu tapi Smirnalah yang dipilih oleh Romawi sebagai penghargaan atas kesetiaan mereka. Dengan demikian berdirilah kuil Kaisar Tiberius di kota Smirna.

Homer Hailey: Smirna menyekutukan dirinya dengan Roma pada masa yang sangat awal dari penaklukan Romawi, dan akibatnya ia menikmati kemakmuran yang hampir tak ada putusnya. Sebagai pernyataan dari kesetiaannya kepada Roma, kota ini mendirikan kuil bagi Roma, dewi Romawi, pada tahun 195 S.M.; dan di bawah pemerintahan Tiberius (14-37 M.) Smirna dipilih sebagai tempat untuk kuil bagi Tiberius. (Revelation, an Introduction and Commentary, hal. 125)



Di kota Smirna ini juga terdapat begitu banyak orang Yahudi yang tinggal di sana. Dan mereka mempunyai kedudukan tinggi dan berpengaruh dalam kota tersebut. Ini disebabkan karena pada saat Smirna sementara membangun dan mempercantik kota mereka, orang Yahudi menyumbang uang sebesar 10.000 dinar. Karena itu juga orang Yahudi memperoleh kebebasan beribadah dengan mendirikan sinagoge mereka di mana-mana.

Steve Gregg - Smirna mempunyai penduduk Yahudi terbesar dari semua kota-kota Asia. (Revelation: Four Views : A Parallel Commentary, hal. 67)

Dengan demikian Smirna menjadi sebuah kota yang sangat pluralis dalam urusan agama. Mengapa? Karena sebagaimana sudah saya jelaskan tadi bahwa di kota ini ada kuil-kuil dan patung-patung Dewa Yunani, ada kuil Dewi Roma, ada kuil Kaisar Tiberius yang dianggap dewa dan ada juga Sinagoge orang Yahudi. Demikianlah sekilas tentang kota Smirna. Dan di tengah-tengah kota Smirna yang indah, kaya, maju dan kafir, politeis dan pluralis inilah berdiri juga sebuah gereja Kristen yang kecil.

Lalu bagaimana asal-usul gereja Kristen ini? Kapan gereja Smirna berdiri dan siapa yang mendirikannya? Tidak ada kejelasan! Diduga bahwa Pauluslah yang mendirikannya sesuai keterangan dalam Kis 19:10 di mana Paulus memberitakan Injil di seluruh Asia.

Kis 19:10 - Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.

John Stott - Kita tidak tahu kapan gereja Smirna didirikan. Gereja Smirna tidak disebutkan baik dalam Kisah Rasul maupun dalam surat-surat Perjanjian Baru, sekalipun tradisi yang mula-mula menyatakan bahwa rasul Paulus mengunjungi kota ini dalam perjalanannya ke Efesus pada permulaan dari perjalanan misionarisnya yang ketiga. (What Christ Thinks of the Church, hal. 36).

Jakob P.D. Groen –  Kita tidak mempunyai pengetahuan mengenai pertumbuhan jemaat Kristen di Smirna. Selama dua tahun Rasul Paulus bekerja di Efesus, dan karena letak Smirna tidak jauh dari Efe­sus, kita dapat menyimpulkan bahwa pada saat itulah kira-kira Injil Yesus Kristus sampai di Smirna. (Aku Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 43).

I.       PENDERITAAN JEMAAT SMIRNA.

Dalam teks yang kita baca ini kita dapat melihat bahwa jemaat Smirna sementara berada dalam sebuah penderitaan yang besar.

Wah 2:9-10 – (9) Aku tahu kesusahanmu … (10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!...”

Kata “kesusahan” di dalam ayat ini menggunakan kata Yunani “THLIPSIS” dan kata ini tidak menunjuk pada kesusahan yang biasa / ringan seperti kesusahan karena tidak mempunyai uang, kesusahan karena ditinggal pacar, dsb.



Bandingkan penggunaan kata “THLIPSIS” ini dalam ayat-ayat yang lain :

Kis 14:22b - “untuk masuk ke dalam Ke-rajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsa­ra (THLIPSIS)”.

Rom 12:12 - “Bersukacitalah dalam peng-harapan, sabarlah dalam kesesakan (THLIPSIS), dan bertekunlah dalam doa”.

2 Tes 1:4 – sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan (THLIPSIS) yang kamu derita

Homer Hailey – Kesengsaraan / kesusahan (thlipsis) berarti ‘penekanan (seperti terhadap anggur), pemerasan atau penjepitan’ (ISBE), jadi penghancuran seperti pada anggur atau penggilingan seperti pada gandum. (Revelation, an Introduction and Commentary, hal. 104).

William Barclay – “Thlipsis” aslinya berarti ambruk di bawah tekanan suatu beban. Inilah tekanan dari peristiwa yang dipikul jemaat Smirna. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 115).

Agnes Maria Layantara – Kesusahan dalam bahasa aslinya berarti batu kisaran besar yang menggiling gandum. Inilah gambaran kesusahan jemaat Smirna. Kesusahan mereka bagaikan biji gandum yang ditindas oleh batu kisaran yang sangat besar. (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 26).

Dari sini kita bisa mengetahui bahwa jemaat di Smirna sementara menghadapi kesusahan, kesengsaraan, kesesakan dan penindasan. Lalu penderitaan / kesengsaraan macam apakah yang mereka alami?

  1. Mereka dianiaya pihak Romawi.

Tadi sudah saya jelaskan bahwa Smirna mempunyai hubungan yang sangat bagus dengan pihak Romawi dan karena itu maka di Smirna dibangunlah kuil Kaisar Tiberius yang dianggap sebagai dewa. Setelah itu dikeluarkanlah peraturan di Smirna bahwa setiap orang yang tinggal di Smirna harus mengakui Tiberius sebagai Tuhan. Jikalau mereka sudah mengakui Tiberius sebagai Tuhan maka setahun sekali mereka harus mempersembahkan korban / persembahan di altar kuil Tiberius sambil berkata : “Kaisar itu Tuhan” dan setelah itu masing-masing boleh kembali bebas memeluk agamanya masing-masing. Di sinilah letak persoalannya. Orang-orang dari agama lain seperti agama-agama Yunani, bersedia melakukan hal itu sedangkan orang Kristen sama sekali tidak mau melakukan hal itu karena bagi mereka Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan. Sudah bisa ditebak apa yang terjadi atas mereka. Penganiayaan besar-besaran! Pemerintah Romawi kadang-kadang menyerang pemukiman Kristen, membakar habis rumah mereka, menawan, melucuti dan memukuli mereka dan ada banyak di antara orang Kristen yang dibunuh dengan pedang. Lebih sadis lagi ada di antara mereka yang diadu dengan binatang buas.

Agnes Maria Layantara – Begitu mereka tidak mau mengakui bahwa kaisar itu Tuhan, mereka akan dianiaya. Mereka akan mendapat hukuman diterkam binatang buas. Orang-orang Roma haus darah. Mereka sering mengadu manusia dengan manusia. Jika salah satu dari mereka belum mati, pertandingan belum selesai. Penduduk Roma begitu senang melihat pertandingan yang penuh dengan darah. Kaisar memanfaatkan peristiwa ini untuk menarik perhatian orang-orang Roma. Orang Kristen yang tidak mau menyangkal diperhadapkan dengan binatang buas, singa atau harimau. Mereka melihatnya sebagai pertunjukan yang menarik. Orang Kristen yang tidak mau menyangkal, dagingnya tercabik-cabik. Belas kasihan tidak ada dalam hati mereka….Ketika surat untuk jemaat Smirna ditulis, setidaknya sudah ada 11 hamba Tuhan diserahkan kepada binatang buas karena mereka mempertahankan iman. Di antara 11 bishop hanya ada satu yang menyangkal.  (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 26-27).

Dan masih banyak aniaya lainnya yang tidak bisa disebutkan secara detail di sini.

  1. Mereka sangat miskin..

Wah 2:9 – Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu ….”

Jadi jemaat Smirna adalah jemaat yang miskin, bukan hanya gereja mereka tetapi kelihatannya semua anggota jemaat berada dalam kemiskinan. Kondisi ini jelas sangat kontras dengan keadaan kota Smirna yang sangat indah bahkan paling indah di seluruh wilayah Asia dan juga mewah (sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bagian pertama) dan jelas masyarakat Smirna rata-rata adalah orang kaya. Bayangkanlah bahwa jemaat Smirna miskin di antara orang-orang kaya atau miskin di dalam kota yang kaya. Sekalipun miskin di tengah-tengah masyarakat yang miskin juga merupakan hal yang tidak enak, tetapi itu tidak sejelek kalau kita mengalami kemiskinan di kota yang kaya seperti Smirna.

Pulpit Commentary - Dalam kota-kota kaya seperti Smirna,... kemiskinan bukan sekedar menjijikkan tetapi bahkan dianggap buruk / memalukan.

Lebih dari itu kemiskinan mereka bukanlah kemiskinan yang biasa. Di dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang sama-sama berarti “miskin” tetapi ada perbedaan. Yang pertama adalah PENTICHROS yang berarti miskin tetapi masih mempunyai apa-apa. Kedua adalah PTOKOS yang berarti miskin yang tidak mempunyai apa-apa lagi. Bandingkan :

Luk 21:1-3 – (1) Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. (2) Ia melihat juga seorang janda miskin (PENTICHROS) memasukkan dua peser ke dalam peti itu. (3) Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin (PTOCHOS) ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.

Perhatikan bahwa kata ‘miskin’ dalam ayat 2 memakai ada kata PENTICHROS tetapi dalam ayat 3 digunakan PTOCHOS. Mengapa berbeda? Karena dalam ayat 2 sekalipun ia miskin, ia masih mempunyai uang sedikit, jadi digunakan kata PENTICHROS. Tetapi setelah uangnya dipersembahkan semua, ia tidak mempunyai apa-apa lagi, sehingga dalam ayat 3 digunakan kata PTOCHOS. Nah, di dalam Wah 2:9 ini, kata “miskin” di sana tidak menggunakan kata “PENTICHROS” melainkan “PTOCHEIA” yang berasal dari kata dasar “PTOCHOS”




Ini berarti bahwa jemaat di Smirna bukan hanya miskin tetapi mereka sangat miskin sampai tidak mempunyai apa-pa lagi. Bandingkan dengan 2 terjemahan berikut ini :

TL - Aku tahu kesusahanmu dan kepapaan-mu….

Alkitab Bahasa Jawa – Aku ngerti kasusah-anmu. Kowé mlarat,…



Lalu apa yang menyebabkan jemaat ini miskin / melarat?

§  Mereka selalu bekerja dengan jujur tanpa kompromi dengan dosa.

John Stott – “…dalam keputusan mereka untuk berjalan lurus dalam bisnis, mereka meninggalkan cara-cara yang curang dan dengan demikian kehilangan sebagian dari keuntungan yang mudah, dan keuntungan yang mudah itu lalu pergi / pindah kepada orang lain yang tidak terlalu cermat seperti mereka. Atau, tak diragukan lagi bahwa banyak orang Yahudi dan kafir yang tidak mau berdagang dengan mereka pada waktu mengetahui bahwa mereka adalah orang Kristen. . (What Christ Thinks of the Church, hal. 38).

Bandingkan sikap mereka dengan kebanyakan pengusaha Kristen yang banyak kompromi dengan dosa agar tidak kehilangan pelanggan.

§  Mereka dihambat dalam pekerjaan mereka bahkan ada yang dipecat karena iman Kristiani mereka.

William Hendriksen - Orang-orang ini sering dikeluarkan dari pekerjaan sebagai akibat dari pertobatan mereka. (The Book of Revelation, hal. 64)

Anonim – “…setiap orang yang menjadi pengikut Kristus, pada zaman itu, mendapat perlakuan yang tidak adil dan di kucilkan. Pada masa itu dunia perdagangan dikuasai oleh suatu organisasi "Serikat - Perdagangan" (union). Jadi apabila mereka menjadi orang Kristen maka usaha mereka akan diboikot oleh Serikat, dan akhirnya usaha mereka tidak berjalan baik. Apabila mereka mempunyai pabrik, maka pegawai mereka meskipun yang bukan tergolong orang Kristen akan di kucilkan. Dengan kata lain, mendapat perlakuan yang sama seperti orang Kristen. Apabila anak mereka sekolah, maka anak mereka tidak mendapat fasilitas yang sama.Apabila mereka ke super market, maka mereka tidak mendapat pelayanan yang sama. Apabila mereka ke Rumah Sakit, mereka tidak akan dilayani. (www.ipcchurch.org.au).

§  Rumah dan harta benda mereka dibakar orang-orang Romawi.

William Barclay  Ada faktor lain yang membuat mereka miskin. Kadang kala mereka menderita karena harta mereka dihancurkan. Gerombolan orang kafir kadang-kadang menyerang orang Kristen dengan tiba-tiba dan rumah mereka dihancurkan. Hidup tidaklah mudah bagi orang Kristen di Smirna atau di mana pun pada zaman itu. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 116).

Inilah yang membuat jemaat di Smirna hidup dalam kemiskinan yang sangat hebat.

  1. Mereka difitnah.

Wah 2:9 - Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.

Hal lain yang membuat jemaat di Smirna menderita adalah karena mereka difitnah orang Yahudi. Sebagaimana saya jelaskan pada bagian pertama bahwa di Smirna ada cukup banyak orang Yahudi dan rata-rata mereka hidup secara mapan dan bahkan mempunyai kedudukan yang terhormat dalam masyarakat. Mereka memanfaatkan kedudukan mereka ini untuk menjilat kepada pemerintah Romawi tetapi sekaligus menyusahkan orang-orang Kristen. Lalu dalam hal apa mereka memfitnah orang Kristen? Barclay mencatat 6 fitnahan mereka:

1.      Karena dalam Perjamuan Kudus yang dilakukan oleh orang Kristen ada kata-kata “Inilah tubuh-Ku, makanlah!” dan “Inilah darah-Ku, minumlah?” maka mereka menyebarkan fitnahan bahwa orang Kristen adalah kanibal (suka makan daging manusia). Sejumlah kasus anak-anak yang hilang dituduhkan pada orang Kristen bahwa mereka telah dimakan oleh orang Kristen.
2.      Orang Kristen juga mempunyai Perjamuan Kasih yang disebut Perjamuan Agape. Orang Yahudi lalu menyebar fitnah bahwa orang Kristen biasa mengadakan pesta seks di gereja mereka.
3.      Orang Kristen difitnah sebagai penghancur keluarga-keluarga karena seringkali banyak keluarga yang bentrok sebagai akibat dari salah satu anggota keluarga mereka menjadi Kristen.
4.      Karena orang Kristen menolak semua patung yang ada di Smirna sebagai Allah, maka mereka difitnah sebagai orang-orang ateis (tidak percaya adanya dewa-dewa).
5.      Karena orang Kristen tidak bersedia menyebut kaisar sebagai Tuhan maka fitnah disebar tentang mereka bahwa mereka tidak setiap secara politik kepada pemerintah Romawi.
6.      Karena dari Gereja Kristen pernah dikhotbahkan tentang akhir zaman bahwa dunia ini akan berakhir, maka orang Yahudi menyebar fitnah bahwa orang-orang Kristen adalah penghasut rakyat. 

Akibat dari firnah orang-orang Yahudi ini maka penderitaan dan aniaya terhadap jemaat Smirna semakin bertambah. Terhadap orang Yahudi yang memfitnah orang Kristen ini, Yesus menyebut mereka sebagai “Jemaat Iblis”.

Wah 2:9 - Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.

KJV - I know thy works, and tribulation, and poverty, (but thou art rich) and I know the blasphemy of them which say they are Jews, and are not, but are the synagogue of Satan.
Orang Yahudi biasa menyebut diri mereka sebagai “Jemaat Tuhan” tetapi di sini Tuhan sendiri menyebut mereka sebagai “Jemaat Iblis”.

Leon Morris - Istilah / ungkapan yang tidak lazim ini berarti bahwa perkumpulan / persekutuan kebaktian mereka tidak mengumpulkan umat Allah tetapi umat Setan (Tyndale Bible Commentary : Revelation, hal. 64).

Ini harus membuat kita berhati-hati! Tidak semua perkumpulan / ibadah adalah jemaat Tuhan. Bisa jadi itu adalah jemaat iblis.

Thomas Becon -  Karena biasanya, dimana pun Allah membangun sebuah gereja, setan akan membangun tempat ibadah di dekatnya. (‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal. 118).

Budi Asali - Jaman sekarang pun tidak kurang gereja sesat yang setiap kebaktian bukannya mengumpulkan umat Allah tetapi umat setan. Karena itu jangan asal berbakti di gereja yang terdekat dengan rumah saudara. Juga jangan mempunyai motto ‘sekali gereja ini tetap gereja ini’. Kalau gereja itu sesat, motto itu akan membawa saudara ke neraka. Carilah gereja yang benar, dan maulah berbakti di sana sekalipun letaknya jauh dari rumah saudara!

Demikianlah penderitaan yang dialami oleh jemaat Smirna.

Satu hal yang perlu diketahui lagi adalah bahwa penderitaan jemaat Smirna ini kelihatannya berlangsung dalam waktu yang panjang. Dari mana kita mengetahui hal ini?

Wah 2:10 – “…Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari….”

Kalau tadi dalam ayat 9 membicarakan penderitaan yang sudah dialami jemaat Smirna, maka ayat 10 ini berbicara tentang penderitaan yang masih akan mereka alami. Ini berarti bahwa penderitaan mereka pada saat mereka menerima surat dari Yesus ini belum segera berakhir. Masih ada penderitaan-penderitaan atau kesusahan-kesusahan yang akan mereka alami. Kata-kata “selama sepuluh hari” dalam ayat 10 ini tidak boleh diartikan secara hurufiah. Kalau begitu apa maksudnya? Banyak penafsir menganggap bahwa “sepuluh hari” di sini menunjuk pada 10 masa penderitaan bagi gereja Tuhan yang akan dialami dalam masa pemerintahan 10 Kaisar Romawi yang anti Kristen yakni

1.      Kaisar Nero (64-58 M)
2.      Kaisar Domitianus (90-95 M)
3.      Kaisar Trajan (104-117 M)
4.      Kaisar Marcus Aurelius (161-180 M)
5.      Kaisar Severus (200-211 M)
6.      Kaisar Maximus (235-237 M)
7.      Kaisar Decius (250-253 M)
8.      Kaisar Valerian (257-260 M)
9.      Kaisar Aurelian (270-275 M)
10.  Kaisar Diocletian (303-312 M)






Dan memang benar bahwa di bawah pemerintahan 10 kaisar Romawi ini, gereja Kristen menderita aniaya yang sangat besar. Tidak terkecuali jemaat Smirna.

Anonim – Sejarah mencatat bahwa selama 10 periode kerajaan Romawi, Kaisar Nero sampai kepada Kaisar Diocletianus, sejumlah 5 juta orang Kristen yang mati secara martir (dianiaya) : mati dengan jalan dibakar hidup-hidup (diikat di tiang, lalu ditaruh kayu di sekitarnya….mati dengan jalan digoreng dengan minyak, mati dengan jalan dijadikan tontonan di arena (menjadi makanan dari  singa yang lapar), mati dengan jalan diikat di sebuah tiang, setelah dibalut dengan kulit binatang, lalu dilepaskan anjing hutan. Mati dengan jalan disalib, mati dengan jalan direndam ter, lalu dijadikan obor pada malam hari. (www.ipcchurch.org.au)

Penderitaan Kristen di bawah kaisar-kaisar Romawi baru berakhir setelah Constantine menjadi kaisar Romawi dan menjadikan kekristenan sebagai agama resmi di Roma.

Dalam masa-masa selanjutnya di Smirna terjadi satu peristiwa yang dicatat sejarah hingga kini. Ini terkait dengan Uskup Smirna yang bernama Policarpus. Bagaimana kisahnya, akan saya jelaskan dalam seri sambungannya (minggu depan).

*************************** 

Dari semua yang sudah dibahas ini terlihat bahwa gereja Smirna adalah gereja yang sangat menderita. Orang-orang Kristen di Smirna adalah orang-orang Kristen yang menderita. Dan jika kita memeriksa Kitab Suci maka kita akan melihat ada banyak ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa orang Kristen / gereja yang benar pasti mengalami banyak penderitaan, seperti :

Yoh 15:18, 20 – (18) "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. (20) Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; …”

Yoh 16:2 - Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
Yoh 16:33 - Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

2 Tim 3:12 - Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya

Fil 1:29 - Sebab kepada kamu dikaruniakan ….juga untuk menderita untuk Dia

1 Tes 3:3 – “…jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu.
Dari semua ini terlihat bahwa penderitaan kelihatannya menjadi ciri dari gereja Tuhan atau murid-murid Kristus.

John Stott - Jika tanda pertama dari gereja yang benar dan hidup adalah kasih, maka tanda kedua adalah penderitaan. (What Christ Thinks of the Church, hal. 35).

Mungkin ada saat-saat di mana gereja Tuhan / orang Kisten tidak menderita tetapi kondisi itu tidak bisa berlangsung selamanya. Ada saat di mana gereja Tuhan / orang Kristen harus menderita jika benar dia adalah gereja / orang Kristen yang sejati. Ini persis seperti yang dialami orang-orang Kristen pada masa kekaisaran Romawi masih memusuhi kekristenan.

William BarclayMenjadi orang Kristen berarti melanggar hukum, namun penghukuman tidak terus-menerus datang. Orang Kristen dapat dibiarkan hidup tenang untuk waktu yang lama, namun suatu waktu gubernur mungkin giat melakukan tertib administrasi atau gerombolan orang banyak dapat mencari gara-gara dengan mengejar orang-orang Kristen - dan badai pun melanda. Yang menakutkan bagi orang Kristen adalah ketidakpastian. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 116-117).

Kalau ada orang Kristen yang sama sekali tidak menderita, kalau ada gereja Tuhan yang selalu dan terus menerus aman tanpa pernah mengalami kesulitan, kita musti bertanya. Yesus berkata bahwa “dunia akan membenci kamu” (Yoh 15:18, 20) tapi mengapa dunia bisa tidak membenci mereka malah mengasihi dan baik-baik kepada mereka? Yesus berkata “dalam dunia kamu menderita penganiayaan” (Yoh 16:33), tapi mengapa mereka sama sekali tidak mengalaminya bahkan bisa hidup dengan enak selamanya? Firman Tuhan berkata “kamu dikaruniakan juga untuk menderita” (Fil 1:29) tetapi mengapa mereka tidak mendapatkan karunia seperti ini? Firman Tuhan berkata orang Kristen ditentukan untuk kesusahan-kesusahan (1 Tes 3:3) tapi mengapa mereka tidak pernah mengalami kesusahan malah senang melulu?  Kalau kondisi semacam ini sampai terjadi, menurut saya ada 3 kemungkinan.

  1. Gereja / orang Kristen itu terlalu banyak kompromi dengan dunia.

John Stott - Kebenaran yang buruk adalah bahwa kita cenderung untuk menghindari penderitaan dengan kompromi. Standard moral kita seringkali tak kelihatan lebih tinggi dari standard duniawi. Kehidupan kita tidak menantang dan menegur orang-orang yang tidak percaya melalui kejujuran / ketulusan atau kemurnian atau kasih. Dunia tidak melihat apa pun dalam diri kita untuk dibenci. ... Kita jarang berani menegur kejahatan. Kita mengurus urusan kita sendiri supaya orang lain tidak tersinggung. Kita mengekang lidah kita sendiri supaya tidak ada orang lain yang merasa malu. ... Rasa takut kepada manusia telah menjerat kita. Kita menyesuaikan layar kita kepada angin teologia yang kuat. Kita mengencerkan Injil supaya rasanya lebih enak. Kita mencintai pujian manusia lebih dari pujian Allah. Kita terhindar dari penderitaan melalui kompromi.... Seandainya kita menaikkan standard kita dan menghentikan kompromi kita? Seandainya kita memberitakan berita kita dan memperketat disiplin kita dengan kasih tetapi tanpa takut? Aku memberitahumu apa akibatnya : Gereja akan menderita. (What Christ Thinks of the Church, hal. 43,44,45).

  1. Gereja / orang Kristen sudah begitu rusaknya sehingga tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi dunia. Atau dengan kata lain gereja / orang Kristen itu bukan ancaman bagi dunia.

James B. Ramsey - Jika dunia tidak menganiaya gereja, itu bisa disebabkan karena dunia telah merusak gereja sedemikian jauhnya sehingga kesaksiannya tidak secara serius mengganggu pemuasan hawa nafsu yang diperhalus, atau karena dunia menganggap gereja sebagai terlalu tidak berdaya untuk layak diperhatikan. (Revelation, hal. 138).

  1. Orang Kristen itu hanyalah orang Kristen KTP dan gereja itu bisa jadi sebagaimana disebutkan dalam ayat 10 sebagai “Jemaat Iblis”. Mana mungkin iblis menyerang jemaatnya sendiri?

Pikirkan 3 hal ini baik-baik. Apakah sejak saudara menjadi orang Kristen hidup saudara relatif enak tanpa kesusahan-kesusahan / kesulitan-kesulitan? Kalau ya, pikirkan 3 kemungkinan di atas, mana yang cocok dengan saudara.  Jikalau saudara adalah orang Kristen sejati, jikalau saudara hidup tanpa mengkompromikan standard Allah, jikalau kesaksian saudara bertentangan dengan konsep dunia ini, tidak bisa tidak saudara pasti menderita dan akan diterpa kesusahan demi kesusahan. Setan dan dunia tidak akan tinggal diam dan membiarkan saudara hidup aman dan tenang. Ia akan berusaha mencari gara-gara dengan saudara. Demikian juga jika sebuah gereja adalah benar-benar “Jemaat Allah” dan dalam hidupnya gereja tidak mengkompromikan kebenaran dan ajarannya, sebaliknya menyaringkan suara kenabiannya, tidak bisa tidak gereja itu akan diserbu setan dan lambat atau cepat gereja itu akan mengalami penderitaan, aniaya, kesusahan-kesusahan. Mungkin kita bertanya mengapa Allah mengijinkan semua penderitaan itu terjadi pada gereja-Nya dan jemaat-Nya? Mengapa Ia tidak membiarkan gereja dan jemaat-Nya hidup dengan enak dan tenang serta kaya raya di tengah-tengah dunia ini? Alasannya adalah seperti yang dikatakan Matthew Poole :

Matthew Poole - Gereja Allah selalu mempertahankan kemurniannya paling baik pada waktu ada di dalam api. (Commentary on the Holy Bible : Book of Revelation, hal. 954).

Benar sekali! Apa sebabnya gereja yang kaya, enak, tidak dianiaya justru cenderung jadi jelek, dan sebaliknya gereja yang miskin dan dianiaya justru jadi kuat?

a.      Penderitaan menyebabkan kita makin berpegang kepada Kristus.

Herman Hoeksema - Adalah pada saat badai menderu di hutan maka pohon oak / eik menanamkan akarnya lebih dalam dan lebih teguh ke dalam tanah dan dikuatkan. Begitu juga pada saat badai penganiayaan menyapu gereja maka gereja menancapkan akar dari imannya lebih dalam ke dalam Kristus dan secara lebih sadar mengambil kekuatan dari Dia dalam hidupnya. Dan karena itu, khususnya pada saat kesukaranlah gereja tumbuh dengan subur: karena pada saat-saat seperti itu gereja diajar untuk berpegang erat-erat pada Rajanya yang berkuasa, dan mencari segala-galanya dalam Dia. (Behold He Cometh, hal. 76).

Seorang pelaut berpengalamam ketika ditanya apakah bahaya paling besar dalam sebuah pelayaran? Dia menjawab bahwa keadaan yang paling berbahaya adalah ketika laut kelihatan sangat tenang. Pada saat itu para awak kapal bisa sangat bersantai bahkan duduk-duduk di pinggar kapal dan sebuah goncangan kecil cukup untuk membuang mereka ke laut. Tetapi apabila datang badai, semua awak kapal berada dalam siaga yang kesigapan yang kuat sehingga sukar bagi mereka untuk terlempar ke dalam laut.

b.      Pada masa enak, gereja bisa dipenuhi oleh orang-orang Kristen KTP yang masuk ke gereja dengan motivasi yang salah, dan mereka ini sangat membahayakan gereja. Tetapi penderitaan / penganiayaan sebaliknya akan membersihkan gereja dari orang-orang Kristen KTP ini.

Herman Hoeksema - Dalam masa kemakmuran dan kekayaan dan damai, pada waktu gereja dihormati dan bukannya dihina dalam dunia, ada bahaya yang besar di mana banyak orang Israel yang bukan orang Israel rohani menjadi anggota dari gereja dalam dunia dengan motivasi daging dan alasan yang egois. Merupakan persoalan kehormatan, atau bahkan kesopanan / kesusilaan umum untuk menjadi anggota gereja. Jadi, banyak orang bergabung dengan gereja. Anggota-anggota yang bersifat daging ini betul-betul merupakan bahaya bagi gereja Kristus. Mereka seringkali menjadi dominan, dan menerima kepemimpinan / menjadi pemimpin dalam gereja. Mereka memimpin gereja itu ke dalam dunia, dan, tentu saja, pada kehancuran. Mereka adalah dari dunia, dan mereka akan membuat gereja menjadi bagian dari dunia. Tetapi pada masa penganiayaan, pada waktu keanggotaan gereja dan celaan Kristus tidak terpisahkan, bahaya ini tidak ada. Sebaliknya, pada waktu orang percaya / setia harus menderita penganiayaan dan celaan demi Kristus, gereja dibersihkan dari orang-orang munafik ini. (Behold He Cometh, hal. 76).

Sebagai ilustrasi, orang yang berjalan santai tanpa beban melewati deretan toko-toko pakaian mewah mungkin akan menyempatkan diri untuk melihat-lihat koleksi-koleksi pakaian yang dipajang di sana, tetapi seorang buruh yang mengangkat beban 100 kg di pundaknya tidak akan peduli dengan semua koleksi pakaian terbaru walaupun ia melewati deretan toko-toko itu.

Dan ini sungguh menjadi kenyataan! Jemaat Smirna adalah jemaat yang sangat menderita dan miskin tetapi justru jemaat ini dinilai sangat tinggi oleh Kristus sendiri. Jemaat ini adalah salah 1 dari 2 jemaat yang dipuji tanpa celaan sama sekali. (Yang lainnya adalah jemaat Filadelfia).

James B. Ramsey - Dari ketujuh gereja itu, tidak ada yang lebih tinggi dalam penilaian Tuhan dari gereja ini. Tetapi tingkat kehidupan lahiriah gereja ini adalah yang terburuk dari semua. Kemiskinan dan penganiayaan adalah bagiannya / nasibnya sekarang ini, dan penjara dan kematian menantikannya. Catatannya di sini bukanlah tentang pekerjaan aktif dan kemenangan bagi Kristus, tetapi tentang kemiskinan dan kesusahan demi Dia; dan tidak ada catatan yang bersinar lebih terang, atau menjamin / mendapatkan upah yang lebih tinggi. (Revelation, hal. 134).

James B. Ramsey - Maka, pelajaran yang besar yang diajarkan di sini berkenaan dengan gereja adalah bahwa kekayaan lahiriah atau kekuasaan / kekuatan, atau keamanan atau sukses, bukanlah tanda / ciri dari gereja yang benar. Semua ini bisa saja tidak ada, tetapi di sana ada kekayaan rohani yang besar, dan senyum puas / menyetujui dari sang Raja. (Revelation, hal. 137).

Juga jemaat Smirna adalah satu-satunya dari 7 jemaat di Asia Kecil yang mempertahankan eksistensinya hingga hari ini.

Pulpit Commentary - Ada lebih banyak orang Kristen di Smirna dari pada di kota orang Turki manapun di dunia;…Smirna merupakan pusat yang besar bagi usaha misionaris, dan di Smirna terang kekristenan tidak pernah padam sejak zaman rasul-rasul.

Tidakkah ini adalah hal yang luar biasa? Ada banyak gereja bagus dan kaya dan hidup dalam kemewahan tapi lalu hancur dan hilang dalam sejarah tetapi justru gereja yang paling menderita dan paling miskin inilah yang bisa bertahan selama hampir 2000 tahun ini. Ini berarti bahwa penderitaan, kemiskinan, kesulitan, boleh dianggap sebagai pupuk bagi gereja. Sebaliknya keamanan, kenyamanan, kekayaan, kemapanan dan kemewahan bisa menjadi racun bagi gereja.

Kiranya pelajaran dari jemaat Smirna ini boleh menjadi inspirasi bagi gereja kita agar kita tidak terbuai dengan kenyamanan, kemapanan yang mungkin ada bagi gereja kita di masa yang akan datang. Gereja ini harus tidak berkompromi dengan dunia. Pengajaran dalam gereja ini harus tegas. Injil tidak boleh diperhalus atau diperencer demi menjaga perasana orang lain, kita tidak boleh takut kepada manusia, hanya kepada Allah saja. Kejarlah pujian dari Allah dan bukan perkenanan dari manusia. Maka lihatlah bahwa sebentar lagi gereja kita akan mengalami begitu banyak serangan, penderitaan, kesusahan demi kesusahan, tapi jangan kecewa, justru itu adalah pupuk bagi gereja kita. Kiranya Tuhan menolong gereja kita untuk menjadi kuat seperti gereja Smirna!


                                                                          - AMIN -